Posts Tagged ‘thuhurul Muslim’

KONSULTASI : Wanita Haidh Membaca Al-Qur’an

LINE KONSULTASI VIA SMS : 0856-55865618

Tanya :

Assalamu’alaykum. Bolehkah wanita yang sedang haidh membaca surat-surat/ayat-ayat Al-Qur’an tanpa menyentuh mushhaf Al-Qur’an tersebut? Syukron.

Jawab :

>>Wa’alaykumus salam wa rahmatullah. Diperbolehkan bagi wanita yang sedang haidh membaca surat-surat/ayat-ayat Al-Qur’an tanpa menyentuh mushhaf Al-Qur’an, karena yang dilarang hanyalah menyentuh mushhaf Al-Qur’an. Ini adalah pendapat mayoritas ulama’. Dalil yang memperbolehkan wanita haidh membaca Al-Qur’an adalah berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam kepada ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha;

اِفْعَلِيْ مَا يَفْعَلُ الْحَاجُّ غَيْرَ أَنْ لَا تَطُوْفِيْ بِالْبَيْتِ حَتَّى تَطْهُرِيْ

“Lakukanlah apa yang dilakukan oleh orang yang melaksanakan haji, hanya saja engkau tidak boleh thawaf hingga engkau suci.” (HR. Bukhari Juz 1 : 299 dan Muslim Juz 2 : 1211)

Berkata Syaikh Sa’id bin Wahf Al-Qahthani Hafizhahullah dalam Thuhurul Muslim :

“Amalan yang paling utama dalam ibadah haji adalah membaca Al-Qur’an sehingga dalam hadits diatas Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tidak berkata “Janganlah kamu membaca Al-Qur’an!” dalam hadits diatas Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam membolehkan ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha melakukan seluruh amalan. Hal itu menunjukkan bahwa yang benar, wanita yang sedang haidh atau nifas dibolehkan membaca Al-Qur’an, tetapi membaca dengan lisan atau dalam hati; tidak boleh dengan memegang Mushaf Al-Qur’an.”

Sedangkan larangan memegang mush-haf adalah berdasarkan hadits;

لَايَمَسُّ الْقُرْآنَ إِلَّا طَاهِرٌ

“Tidak boleh seorang memegang Al-Qur’an, kecuali dalam keadaan suci.” (HR. Malik : 469, Hakim : 1447, dan Daraquthni 1/122)

Diantara ulama’ yang berpendapat diperbolehkannya wanita yang sedang haidh untuk membaca Al-Qur’an dengan tidak memegang mush-haf adalah; Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Asy-Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambal, Sa’id bin Musayyab, Ibnul Mundzir, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Syaikh ‘Abdurrahman bin ‘Abdullah Al-Jibrin Rahimahumullah, Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwijiri, dan Syaikh Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim Hafizhahumullah. Wallahu a’lam…

KONSULTASI : Bolehkan Wanita yang haidh memegang dan membaca Al-Qur’an?

LINE KONSULTASI VIA SMS : 0856-55865618

Tanya :

Assalamu’alaykum. Ustadz bolehkah wanita yang sedang haidh memegang Al-Qur’an & membacanya dengan tujuan menghafal ? Jazakumullahu khair.

Jawab :

>>Wa’alaykumus salam wa rahmatullah. Wanita yang sedang haidh diperbolehkan untuk membaca Al-Qur’an, tetapi tidak diperbolehkan untuk menyentuh mushhafnya. Ini adalah pendapat mayoritas ulama’. Diantara dalil yang memperbolehkan wanita haidh membaca Al-Qur’an adalah berdasarkan sabda Rasulullah Shalallahu ’alaihi wa Sallam kepada ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha;

اِفْعَلِيْ مَا يَفْعَلُ الْحَاجُّ غَيْرَ أَنْ لَا تَطُوْفِيْ بِالْبَيْتِ حَتَّى تَطْهُرِيْ

“Lakukanlah apa yang dilakukan oleh orang yang melaksanakan haji, hanya saja engkau tidak boleh thawaf hingga engkau suci.” (HR. Bukhari Juz 1 : 299 dan Muslim Juz 2 : 1211)

Berkata Syaikh Sa’id bin Wahf Al-Qahthani Hafizhahullah:

“Amalan yang paling utama dalam ibadah haji adalah membaca Al-Qur’an sehingga dalam hadits diatas Nabi Shalallahu ’alaihi wa Salla tidak berkata “Janganlah kamu membaca Al-Qur’an” dalam hadits diatas Nabi Shalallahu ’alaihi wa Sallam membolehkan ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha melakukan seluruh amalan. Hal itu menunjukkan bahwa yang benar, wanita yang sedang haidh atau nifas dibolehkan membaca Al-Qur’an, tetapi membaca dengan lisan atau dalam hati; tidak boleh dengan memegang Mushaf Al-Qur’an.” (Thuhurul Muslim)

Sedangkan larangan memegang mushhaf adalah berdasarkan hadits;

لَايَمَسُّ الْقُرْآنَ إِلَّا طَاهِرٌ

“Tidak boleh seorang memegang Al-Qur’an, kecuali dalam keadaan suci.” (HR. Malik : 469, Hakim : 1447, dan Daraquthni 1/122)

Diantara ulama’ yang berpendapat diperbolehkannya wanita yang sedang haidh untuk membaca Al-Qur’an dengan tidak memegang mush-haf adalah; Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Asy-Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambal, Sa’id bin Musayyab, Ibnul Mundzir, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Syaikh ‘Abdurrahman bin ‘Abdullah Al-Jibrin Rahimahumullah, Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwijiri, dan Syaikh Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim Hafizhahumullah. Wallahu a’lam