Setiap manusia pasti mengharapkan kebahagiaan di dalam hidupnya. Setiap manusia pasti menginginkan keberhasilan di dalam hidupnya. Bagi orang yang tidak memiliki harta, maka yang dikatakan kebahagiaan dan keberhasilan adalah ketika ia mendapatkan harta. Bagi orang yang sedang sakit, maka kebahagiaan yang diimpikannya adalah ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala menyembuhkannya dari penyakitnya. Bagi seorang pemuda yang belum menikah, maka kebahagiaan menurutnya adalah ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan pasangan yang dapat menerima ia apa adanya. Maka muncul pertanyaan, apakah kebahagiaan yang sebenarnya? Bagaimanakah kebahagiaan yang sebenarnya? Kebahagiaan yang tidak ada kesedihan lagi setelah itu? Apa Kemenangan yang hakiki itu? Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan tentang keberuntungan yang hakiki, dan kebahagiaan yang sebenarnya dalam firman-Nya, “Setiap-tiap yang jiwa pasti akan merasakan kematian. Dan sesungguhnya pada Hari Kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian. Barangsiapa dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali ’Imran : 185)
Di Surgalah tempat kebahagiaan yang sebenarnya. Karena kehidupan dunia ini jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat, maka tidak ada apa-apanya. Kehidupan dunia ini jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat hanyalah seperti waktu pagi atau waktu sore saja.
[Selengkapnya silahkan bada PDF di bawah ini]